Cheilitis Aktinik: Penyakit Bibir Akibat Paparan Sinar Matahari
Lee Gay Lord – Cheilitis aktinik adalah kondisi serius pada bibir yang disebabkan oleh paparan sinar matahari secara terus-menerus. Sayangnya, bibir sering kali terlupakan dalam perlindungan terhadap sinar UV, padahal area ini sangat rentan mengalami kerusakan. Cheilitis aktinik bukan hanya menimbulkan gangguan estetika, tetapi juga dapat berkembang menjadi kanker kulit jika tidak segera ditangani. Selain itu, kondisi ini bisa mengganggu fungsi bicara serta kenyamanan saat makan, yang pada akhirnya menurunkan kualitas hidup penderitanya. Karena itu, penting bagi kita untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya sinar matahari terhadap kesehatan bibir dan mengambil langkah pencegahan sejak dini.
Cheilitis aktinik adalah kondisi prainvasif pada bibir, umumnya bibir bawah, yang disebabkan oleh kerusakan kronis akibat paparan sinar ultraviolet (UV). Penyakit ini tergolong sebagai bentuk keratosis aktinik dan dianggap sebagai kondisi prakanker. Artinya, jika dibiarkan, cheilitis aktinik dapat berkembang menjadi karsinoma sel skuamosa, jenis kanker kulit yang cukup agresif.
“Baca Juga: Manfaat Berpelukan, Lebih dari Sekadar Gestur Kasih Sayang”
Gejala cheilitis aktinik biasanya berkembang perlahan dan mungkin tidak langsung disadari. Beberapa tanda yang umum meliputi:
Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami gejala-gejala ini, terutama bila memiliki riwayat paparan matahari yang tinggi, segera periksakan ke dokter kulit.
Cheilitis aktinik lebih sering terjadi pada:
Pencegahan utama adalah melindungi bibir dari sinar matahari dengan:
Jika sudah terkena, penanganan medis bisa meliputi krim topikal seperti fluorouracil, terapi laser, krioterapi, atau dalam beberapa kasus, pembedahan. Semakin cepat kondisi ini dikenali dan ditangani, semakin besar peluang untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
“Simak Juga: Ngeri! Content Creator Ditembak Saat Live TikTok”