Lee Gay Lord – Acute Mountain Sickness (AMS) atau penyakit gunung akut adalah risiko kesehatan yang perlu diperhatikan oleh setiap pendaki. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja yang mendaki ke ketinggian lebih dari 2.500 meter di atas permukaan laut (mdpl). Meskipun pendakian gunung menawarkan pengalaman luar biasa yang penuh tantangan dan pemandangan alam yang menakjubkan, penting untuk memahami gejala, faktor risiko, dan langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga keselamatan.
Acute Mountain Sickness (AMS) adalah kondisi medis yang terjadi akibat tubuh kesulitan beradaptasi dengan kadar oksigen yang lebih rendah pada ketinggian tinggi. Pada ketinggian tersebut, tekanan udara menurun dan oksigen menjadi lebih sedikit, yang membuat tubuh bekerja lebih keras. Jika tubuh tidak dapat beradaptasi dengan cepat, seseorang bisa mengalami gejala AMS, seperti pusing, mual, dan kelelahan.
“Baca Juga: Makanan Terkontaminasi E. Coli dan Bahayanya bagi Kesehatan”
AMS dapat muncul dalam beberapa jam hingga beberapa hari setelah mencapai ketinggian yang tinggi. Gejala yang umum meliputi:
Gejala tersebut bisa ringan, namun jika tidak segera ditangani, AMS bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih serius seperti high-altitude pulmonary edema (HAPE) atau high-altitude cerebral edema (HACE), yang dapat mengancam jiwa.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya AMS antara lain:
Untuk mengurangi risiko AMS, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa diambil, antara lain:
Jika mengalami gejala AMS yang parah, satu-satunya solusi yang efektif adalah turun ke ketinggian yang lebih rendah. Ini akan membantu tubuh mendapatkan lebih banyak oksigen dan mencegah kondisi menjadi lebih buruk. Selain itu, penggunaan obat-obatan dan pengawasan medis juga penting jika gejala tidak membaik.
“Simak Juga: Vidi Aldiano Ingin Hidup, Banjir Doa dan Semangat”