Lee Gay Lord – Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan dapat menyebabkan AIDS jika tidak ditangani. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan bahaya HIV, banyak juga muncul kekhawatiran mengenai cara penularannya, termasuk pertanyaan umum: apakah HIV bisa menular lewat air liur?
Untuk menjawab pertanyaan ini, penting memahami bagaimana HIV bekerja dan bagaimana virus ini berpindah dari satu orang ke orang lain.
Cara Penularan yang Umum
HIV menyebar melalui cairan tubuh tertentu, seperti darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu. Virus ini masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka, selaput lendir (seperti mulut, anus, atau alat kelamin), atau langsung ke dalam aliran darah melalui suntikan. Penularan yang paling umum terjadi melalui:
- Hubungan seksual tanpa pengaman
- Berbagi jarum suntik
- Transfusi darah yang terkontaminasi (sangat jarang saat ini)
- Penularan dari ibu ke anak saat hamil, melahirkan, atau menyusui
“Baca Juga: Varian Straus Covid-19 Muncul di RI, Simak Gejalanya!”
Bagaimana dengan Air Liur?
Air liur memang dapat mengandung jejak HIV pada seseorang yang positif, tetapi kadar virusnya sangat rendah. Jumlah virus yang ditemukan dalam air liur sangat kecil, dan ditambah lagi air liur mengandung enzim dan protein yang dapat menghancurkan virus tersebut. Dengan kata lain, secara ilmiah, air liur bukanlah media penularan yang efektif bagi HIV.
Itulah sebabnya, aktivitas seperti berbicara, bersin, batuk, berpelukan, atau bahkan berciuman dengan mulut tertutup tidak menularkan virus. Bahkan ciuman dengan mulut terbuka (deep kissing) juga memiliki risiko yang sangat rendah, kecuali jika ada luka terbuka atau pendarahan di mulut kedua pihak.
Kasus Penularan Melalui Air Liur: Adakah?
Hingga kini, belum ada laporan medis yang mengonfirmasi kasus penularan HIV hanya melalui air liur. Semua studi dan data klinis menyimpulkan bahwa risiko penularan melalui air liur nyaris tidak ada.
Namun, jika air liur bercampur dengan darah (misalnya karena gusi berdarah), dan masuk ke dalam tubuh orang lain melalui luka terbuka, risiko penularan bisa saja muncul, meskipun masih sangat rendah.
HIV tidak menular melalui air liur dalam situasi normal. Masyarakat tidak perlu takut untuk berinteraksi sosial dengan orang yang hidup dengan HIV. Hal ini seperti berjabat tangan, makan bersama, atau berbicara dekat. Edukasi dan pemahaman yang benar menjadi kunci utama dalam mencegah stigma yang tidak berdasar dan memperkuat solidaritas terhadap penderita.
“Simak Juga: Prancis Resmi Mengakui Palestina, Ini Reaksi Mengejutkan Para Pemimpin Eropa”