WHO: 14 Juta Anak Belum Pernah Divaksin, Risiko Wabah Global Mengintai
Lee Gay Lord – Lebih dari 14 juta anak di dunia tidak mendapat vaksin sama sekali pada 2024, menurut laporan tahunan WHO dan UNICEF. Angka ini tidak menunjukkan perbaikan dari tahun sebelumnya.
Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa sekitar 89 persen anak di bawah usia satu tahun menerima dosis pertama vaksin difteri, tetanus, dan pertusis (DTP), persentase yang stagnan dibandingkan 2023. Sementara itu, 85 persen anak berhasil menyelesaikan tiga dosis vaksin DTP, naik tipis dari 84 persen.
Namun, WHO mengingatkan bahwa krisis pendanaan global dan meningkatnya misinformasi soal vaksin bisa menghapus capaian imunisasi yang telah diperjuangkan selama puluhan tahun.
“Pemotongan drastis terhadap bantuan, ditambah misinformasi tentang keamanan vaksin, mengancam kemajuan bertahun-tahun,” ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
“Baca Juga: Trump Klaim Coca-Cola Akan Ganti Resep, Pakai Gula Tebu Asli”
Masalah akses vaksin paling besar terjadi di negara-negara yang dilanda konflik dan krisis kemanusiaan. Sudan menjadi negara dengan cakupan vaksin DTP terendah di 2024. WHO mencatat, sembilan negara menyumbang 52 persen dari total anak yang tidak divaksin, yaitu:
Kondisi ini diperburuk oleh kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Sejak awal 2025, Presiden Donald Trump menarik AS dari WHO, membekukan hampir seluruh bantuan kemanusiaan, dan menutup USAID.
Bulan lalu, Menteri Kesehatan AS Robert F. Kennedy Jr. juga menghentikan miliaran dolar bantuan untuk Gavi, aliansi vaksin global, dengan alasan organisasi tersebut “mengabaikan sains”, klaim yang bertentangan dengan bukti efektivitas vaksin DTP.
Laporan WHO juga menyoroti meningkatnya cakupan vaksin campak secara global, namun baru mencapai 76 persen, jauh dari target 95 persen. Tahun lalu, 60 negara mengalami wabah campak, termasuk Amerika Serikat dan Inggris.
Di Inggris, cakupan vaksin campak baru 84 persen, bahkan seorang anak dilaporkan meninggal dunia di Liverpool.
“Satu-satunya cara menghentikan penyebaran campak adalah dengan vaksinasi,” tegas Helen Bradford, profesor kesehatan anak di University College London.
WHO memperkirakan bahwa vaksin mencegah 3,5 hingga 5 juta kematian setiap tahun. Namun tanpa distribusi yang adil, edukasi masyarakat, dan dukungan kebijakan global yang konsisten, jutaan anak akan tetap berada dalam bayang-bayang wabah penyakit menular yang mengancam jiwa dan masa depan mereka.
“Simak Juga: Rusia Anggap Sanksi Uni Eropa Tidak Efektif dan Bisa Rugikan Barat”
This website uses cookies.