Survei Ungkap 30% Remaja Alami Gangguan Mental, IDAI Dorong Deteksi Dini
Lee Gay Lord – Gangguan mental pada remaja perlu dideteksi sejak dini, demikian penegasan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Peringatan ini disampaikan dalam webinar bertema Kesehatan Mental pada Remaja yang digelar pada Selasa (19/8/2025).
Ketua Umum IDAI, Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A, Subsp.Kardio(K), menekankan bahwa masalah kesehatan mental bukanlah persoalan kecil. Berdasarkan Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (INAMHS) 2021, prevalensi masalah kesehatan mental pada remaja Indonesia mencapai 30-35 persen.
“Data survei menunjukkan tiga dari sepuluh remaja kita mengalami masalah kesehatan mental. Jika tidak ditangani sejak dini, kondisi ini bisa terbawa hingga dewasa dan menimbulkan dampak jangka panjang,” kata Piprim.
“Simak Juga: Rumah Sakit Asing di Indonesia, Peluang atau Ancaman?”
Piprim menyebutkan sejumlah faktor risiko yang kerap memicu gangguan mental pada remaja, mulai dari tekanan akademik, perundungan (bullying), hingga paparan media sosial. Gejala awal sering kali muncul dalam bentuk sederhana.
“Remaja yang tampak murung, menarik diri, sulit tidur, atau mudah marah perlu diperhatikan. Jangan tunggu sampai kondisinya berat,” ujarnya.
Anggota Satgas Remaja IDAI, dr. Braghmandita Widya Indraswari, M.Sc, Sp.A, Subsp.T.K.P.S(K), menegaskan bahwa deteksi dini menjadi kunci penting untuk mencegah masalah berkembang lebih jauh.
“Orang tua harus peka. Jangan anggap perubahan perilaku remaja sebagai hal sepele. Semakin cepat masalah dikenali, semakin mudah diatasi,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara keluarga, sekolah, dan fasilitas kesehatan dalam menciptakan lingkungan yang aman, ramah, dan mendukung perkembangan remaja. Dengan komunikasi terbuka, remaja diharapkan lebih berani menyampaikan apa yang mereka rasakan.
IDAI menilai kesehatan mental remaja adalah tanggung jawab bersama. Dengan jumlah remaja di Indonesia mencapai 44 juta jiwa atau sekitar 19,2 persen populasi, intervensi lintas sektor perlu dilakukan secara serius dan berkelanjutan.
“Investasi kesehatan mental remaja adalah investasi masa depan bangsa,” tutur Braghmandita.
IDAI berharap pemerintah, sekolah, tenaga kesehatan, dan masyarakat dapat memperkuat upaya deteksi dini, memperluas akses konseling yang ramah remaja, serta menekan stigma terhadap kesehatan mental. Langkah ini diyakini akan menciptakan generasi muda yang lebih sehat, produktif, dan berdaya saing di masa depan.
“Baca Juga: Trump Tegaskan Ukraina Tak Akan Masuk NATO, Zelensky Cari Jaminan Keamanan”
This website uses cookies.