Studi Ungkap Orang Pendek Berpotensi Hidup Lebih Lama
Lee Gay Lord – Pertanyaan tentang apakah orang pendek cenderung memiliki umur lebih panjang dibanding mereka yang lebih tinggi kembali menjadi perbincangan. Namun, benarkah klaim ini?
Pakar Neurosains Molekuler dari IPB University, Berry Juliandi, menekankan bahwa klaim orang pendek cenderung hidup lebih lama tidak bisa disimpulkan secara sederhana. “Secara molekuler, memang ada gen pleiotropik yang berperan dalam pertumbuhan di awal kehidupan. Namun, pada orang pendek maupun tinggi, jika gen ini tetap aktif di usia tua, justru dapat mempercepat proses penuaan atau bahkan memicu kanker,” ujarnya dalam laman resmi IPB (16/5).
Berry menjelaskan bahwa gen seperti sirtuin berperan dalam memperlambat proses penuaan, dan hal ini terbukti pada organisme model melalui pendekatan caloric restriction (pembatasan asupan kalori tanpa menyebabkan malnutrisi). Namun, ia menegaskan tinggi badan tidak dapat dijadikan indikator tunggal dalam menilai harapan hidup seseorang.
“Simak Juga: Batuk Tak Reda dalam Waktu Lama? Waspadai Tanda TBC Ini”
“Kita perlu memahami ukuran relatif. Tinggi badan bukan satu-satunya faktor. Banyak variabel lain yang saling terkait,” tambahnya.
Faktor gaya hidup, pola makan, serta dukungan sosial menjadi penentu penting dalam umur panjang. Berry mencontohkan penduduk di wilayah blue zone seperti Okinawa (Jepang) dan Sardinia (Italia), yang dikenal memiliki banyak lansia berusia di atas 90 tahun.
“Mereka menjalani hidup aktif, punya pola makan seimbang, dan menjalin hubungan sosial yang erat,” katanya. Selain itu, konsep epigenetik, yakni bagaimana lingkungan memengaruhi ekspresi gen, juga berperan penting. Misalnya, stres ringan dari puasa atau olahraga bisa memicu respons adaptif yang mendukung umur panjang.
Sebuah studi dari Jepang yang dipublikasikan pada 9 Mei 2014 mendukung kemungkinan hubungan antara tubuh pendek dan umur panjang. Penelitian tersebut menemukan bahwa pria bertubuh pendek cenderung membawa gen umur panjang, FOXO3. Gen ini yang berperan dalam pengaturan metabolisme dan perlindungan sel.
“Orang-orang dengan tinggi 5 kaki 2 inci atau lebih pendek hidup paling lama,” ujar Dr. Bradley Willcox dari University of Hawaii. Ia menjelaskan bahwa pria yang lebih pendek cenderung memiliki kadar insulin yang lebih rendah dan risiko kanker yang juga lebih kecil.
Meski ada korelasi dalam beberapa studi, Berry Juliandi menegaskan bahwa klaim “orang pendek hidup lebih lama” tidak bisa digeneralisasi. Umur panjang adalah hasil dari interaksi kompleks antara faktor genetik, gaya hidup sehat, dan lingkungan sosial yang mendukung.
“Baca Juga: Istana Bantah! Presiden Prabowo Minum Sari Apel, Bukan Wine”