Lee Gay Lord – Sleep apnea adalah gangguan tidur serius yang ditandai dengan berhentinya napas secara berulang selama tidur. Gangguan ini sering kali tidak disadari oleh penderitanya, namun dampaknya bisa sangat serius. Jika tidak ditangani, dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis dan bahkan berujung pada kematian.
Kondisi ini terjadi ketika saluran napas tersumbat sebagian atau sepenuhnya selama tidur, sehingga mengurangi aliran udara ke paru-paru. Ada tiga jenis sleep apnea:
1. Obstructive Sleep Apnea (OSA): Jenis yang paling umum, terjadi akibat sumbatan fisik pada saluran napas.
2. Central Sleep Apnea (CSA): Terjadi ketika otak gagal mengirim sinyal yang tepat ke otot-otot pernapasan.
3. Mixed Sleep Apnea: Kombinasi dari OSA dan CSA.
“Baca Juga: Tonsilitis, Apa Hubungannya dengan Makanan Berminyak?”
Gejalanya meliputi mendengkur keras, rasa lelah berlebihan di siang hari, bangun dengan sakit kepala, serta sulit berkonsentrasi. Namun, banyak penderita yang tidak menyadari bahwa mereka mengidap gangguan ini.
Gangguan ini tidak hanya mengganggu kualitas tidur, tetapi juga berdampak serius pada kesehatan fisik dan mental. Beberapa risiko yang dapat muncul antara lain:
Sleep apnea dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, aritmia, serangan jantung, dan stroke. Berhentinya napas berulang kali menyebabkan stres pada sistem kardiovaskular.
Gangguan tidur ini juga dikaitkan dengan resistensi insulin, yang meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
Rasa kantuk yang berlebihan di siang hari dapat meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas atau kerja akibat kurangnya konsentrasi.
Dalam kasus yang parah, dapat menyebabkan hipoksia (kekurangan oksigen) yang mengancam nyawa, terutama saat tidur.
Diagnosis biasanya dilakukan melalui studi tidur (polysomnography) di laboratorium atau perangkat portable. Pengobatan dapat mencakup:
“Simak Juga: Vitamin D3, Dukungan Alami untuk Kesehatan Mental”