Radioterapi Kepala dan Leher: Antara Harapan Sembuh dan Kehilangan Indera Pengecap
Lee Gay Lord – Radioterapi merupakan salah satu terapi untuk mengatasi kanker kepala dan leher, seperti kanker nasofaring, laring, maupun rongga mulut. Meski efektif menghancurkan sel kanker, prosedur ini kerap menimbulkan efek samping yang memengaruhi kualitas hidup pasien. Salah satu dampak yang cukup mengganggu adalah hilangnya sensasi pengecapan atau gangguan pada indera perasa.
Bagi sebagian orang, kehilangan kemampuan mengecap mungkin terdengar sepele. Namun, bagi pasien yang mengalaminya, kondisi ini dapat menurunkan nafsu makan, memengaruhi status gizi, bahkan berdampak pada kondisi emosional.
Indera pengecapan manusia bergantung pada reseptor lidah yang peka terhadap rasa manis, asin, asam, pahit, dan umami. Saat pasien menjalani radioterapi kepala dan leher, paparan sinar radiasi berulang dapat merusak sel-sel epitel lidah, kelenjar ludah, serta saraf pengecap.
“Baca Juga: Mengandung Bakteri Berbahaya, Sabun Populer Ini Resmi Ditarik”
Kerusakan ini mengakibatkan berkurangnya kemampuan lidah mengenali rasa makanan. Selain itu, radioterapi juga dapat memicu mulut kering (xerostomia), yang semakin memperburuk proses pengecapan karena air liur berperan penting dalam melarutkan molekul rasa.
Hilangnya sensasi pengecapan sering kali menyebabkan pasien kehilangan minat terhadap makanan. Banyak pasien mengeluh makanan terasa hambar, pahit, atau bahkan logam di lidah. Akibatnya, asupan nutrisi menurun dan risiko malnutrisi meningkat, padahal tubuh membutuhkan gizi optimal untuk mempercepat pemulihan.
Selain fisik, dampak psikologis juga tidak kalah besar. Sensasi makan bukan hanya soal kebutuhan biologis, tetapi juga pengalaman sosial dan emosional. Hilangnya kenikmatan rasa dapat menurunkan semangat, membuat pasien merasa terisolasi, bahkan memicu depresi ringan.
Pada sebagian pasien, gangguan pengecapan hanya bersifat sementara. Setelah beberapa minggu atau bulan pasca-radioterapi, kemampuan lidah mulai pulih. Namun, ada juga kasus di mana sensasi pengecapan tidak kembali sepenuhnya, terutama bila dosis radiasi tinggi dan mengenai area yang luas.
Kecepatan pemulihan sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan pasien, usia, dan dukungan nutrisi selama terapi.
Beberapa langkah dapat membantu pasien menghadapi kondisi ini, antara lain:
Hilangnya sensasi pengecapan akibat radioterapi kepala dan leher bukan sekadar efek samping kecil, melainkan tantangan serius yang memengaruhi gizi, kesehatan, dan kualitas hidup pasien. Pemahaman lebih baik dari pasien, keluarga, dan tenaga medis sangat penting untuk mengurangi dampaknya. Dengan dukungan perawatan yang tepat, pasien dapat tetap menjaga asupan nutrisi, kualitas hidup, dan semangat dalam proses penyembuhan.
“Simak Juga: Pengamat Desak Usut BLBI-BCA, Negara Berpeluang Rebut 51% Saham BCA”
This website uses cookies.