Penyakit Glaukoma: Penyebab Kebutaan Kedua Terbesar di Dunia
Lee Gay Lord – Glaukoma adalah salah satu penyakit mata yang dapat menyebabkan kebutaan jika tidak ditangani dengan baik. Penyakit ini dikenal sebagai penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia, setelah katarak. Meskipun seringkali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, glaukoma dapat merusak saraf optik mata secara perlahan dan tak terdeteksi. Oleh karena itu, penting untuk memahami lebih dalam mengenai glaukoma, termasuk faktor risikonya, gejalanya, dan bagaimana cara mencegahnya.
Glaukoma adalah kelompok gangguan mata yang terjadi akibat peningkatan tekanan di dalam mata, yang dikenal dengan istilah tekanan intraokular (TIO). Peningkatan tekanan ini dapat merusak saraf optik, yang berfungsi untuk mengirimkan gambar dari mata ke otak. Kerusakan saraf optik yang berkelanjutan dapat mengakibatkan kehilangan penglihatan yang tidak dapat dipulihkan.
“Baca Juga: PT Inalum – LPPM USU, Panen Perdana Mina Padi di Desa Meat”
Ada beberapa jenis glaukoma, namun yang paling umum adalah glaukoma sudut terbuka (open-angle glaucoma). Jenis ini berkembang perlahan-lahan dan sering tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, sehingga banyak penderita tidak menyadari bahwa mereka mengidapnya hingga kerusakan sudah parah.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan glaukoma antara lain:
Pada banyak kasus, glaukoma tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, yang membuatnya sulit dideteksi tanpa pemeriksaan mata secara rutin. Namun, ketika penyakit ini berkembang, beberapa gejala yang dapat muncul antara lain:
Meskipun glaukoma tidak bisa disembuhkan, pengobatan dapat membantu mengendalikan penyakit ini dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Pengobatan biasanya melibatkan obat tetes mata untuk menurunkan tekanan intraokular, obat oral, atau dalam beberapa kasus, prosedur bedah untuk mengalirkan cairan mata yang berlebih.
Pemeriksaan mata secara rutin adalah kunci utama untuk mendeteksi glaukoma sejak dini, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko. Dokter mata akan melakukan pemeriksaan tekanan intraokular, pemeriksaan saraf optik, dan pemeriksaan lapang pandang untuk mendeteksi adanya glaukoma.
“Simak Juga: ASI Eksklusif 6 Bulan untuk Kesehatan Bayi, Apa Manfaatnya?”