Lee Gay Lord – Orang yang mudah digigit nyamuk sering kali menjadi sasaran serangga kecil ini, terutama di daerah yang banyak nyamuknya. Gigitan nyamuk dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan bahkan menyebarkan penyakit berbahaya, seperti demam berdarah, malaria, dan Zika. Meskipun nyamuk tampaknya menggigit semua orang, ternyata ada beberapa faktor yang membuat sebagian orang berisiko lebih mudah digigit nyamuk. Apa saja tanda-tanda yang menunjukkan seseorang lebih rentan digigit nyamuk?
Salah satu faktor utama yang memengaruhi siapa yang lebih sering digigit nyamuk adalah jenis kelamin. Penelitian menunjukkan bahwa pria cenderung lebih sering digigit nyamuk dibandingkan wanita. Hal ini terkait dengan perbedaan hormon, terutama hormon testosteron yang lebih banyak diproduksi pada pria. Hormon ini dapat menarik perhatian nyamuk.
“Baca Juga: Manfaat Mengonsumsi Buah Naga Setiap Hari”
Selain itu, wanita hamil juga lebih berisiko digigit nyamuk. Ini karena wanita hamil mengeluarkan lebih banyak karbon dioksida (CO2) dan asam laktat dari tubuh mereka, yang menarik nyamuk. Penelitian menunjukkan bahwa nyamuk lebih tertarik pada wanita hamil, terutama pada trimester kedua dan ketiga.
Nyamuk tertarik pada gas karbon dioksida yang kita hembuskan saat bernapas. Orang yang menghasilkan lebih banyak karbon dioksida akan lebih berisiko digigit nyamuk. Mereka yang memiliki tubuh lebih besar atau lebih aktif, seperti orang dewasa yang lebih gemuk atau mereka yang sedang berolahraga, cenderung mengeluarkan lebih banyak karbon dioksida.
Selain itu, orang yang memiliki metabolisme lebih tinggi, seperti orang yang sedang dalam kondisi fisik yang aktif atau sedang hamil, juga akan lebih menarik perhatian nyamuk.
Kulit manusia memiliki berbagai jenis bakteri yang hidup di permukaannya. Ternyata, beberapa jenis bakteri ini dapat memengaruhi daya tarik kita terhadap nyamuk. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang dengan jenis bakteri tertentu di kulit mereka lebih sering digigit nyamuk dibandingkan orang lain. Bakteri seperti Staphylococcus dan Pseudomonas dapat membuat seseorang lebih menarik bagi nyamuk.
Orang yang jarang mandi atau memiliki kondisi kulit tertentu, seperti kulit berminyak, dapat memiliki lebih banyak bakteri yang berpotensi menarik nyamuk.
Warna pakaian yang kita kenakan juga dapat memengaruhi seberapa besar kemungkinan kita digigit nyamuk. Nyamuk cenderung lebih tertarik pada warna gelap, seperti hitam, biru tua, atau merah, karena warna-warna ini lebih mudah terlihat oleh mereka. Sebaliknya, pakaian berwarna terang, seperti putih atau kuning, cenderung kurang menarik perhatian nyamuk.
Keringat manusia mengandung berbagai zat kimia, termasuk asam laktat dan amonia, yang dapat menarik nyamuk. Orang yang banyak berkeringat, baik karena cuaca panas atau karena berolahraga, lebih berisiko digigit nyamuk. Selain itu, orang yang memiliki kadar asam laktat yang lebih tinggi, seperti yang terjadi pada orang yang aktif secara fisik atau hamil, akan lebih menarik bagi nyamuk.
Orang yang memiliki penyakit tertentu juga lebih rentan digigit nyamuk. Misalnya, penderita diabetes memiliki kadar gula darah yang lebih tinggi, yang dapat menarik perhatian nyamuk. Selain itu, orang dengan infeksi atau peradangan pada kulit juga cenderung lebih sering digigit, karena perubahan kimiawi dalam tubuh mereka bisa lebih menarik bagi nyamuk.
“Simak Juga: Gandhis Dwi, Putri dari CEO Sumut24 Grup Resmi Lulus dari USU”