Oral Mucositis: Peradangan Mukosa Mulut Akibat Terapi Kanker
Lee Gay Lord – Oral mucositis adalah peradangan pada mukosa mulut yang ditandai dengan kemerahan, pembengkakan, dan luka yang nyeri. Penyakit ini umum terjadi pada pasien yang menjalani kemoterapi atau radioterapi, terutama terapi yang ditujukan ke area kepala dan leher. Oral mucositis bukan hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga dapat mempengaruhi kualitas hidup dan keberhasilan terapi kanker.
Mucositis terjadi akibat kerusakan sel epitel mukosa yang membelah dengan cepat, sebagai efek samping dari obat sitotoksik atau radiasi. Sel-sel ini sangat sensitif terhadap terapi kanker, sehingga mudah rusak. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko oral mucositis antara lain:
“Simak Juga: Mioma Uteri, Tumor Jinak yang Sering Menyerang Rahim Wanita”
Gejala oral mucositis dapat berkembang secara bertahap, dan umumnya mencakup:
Meskipun bukan kondisi yang mengancam jiwa secara langsung, oral mucositis dapat berdampak besar pada pasien. Rasa nyeri yang hebat bisa membuat pasien tidak mampu makan, yang menyebabkan malnutrisi atau penurunan berat badan. Selain itu, jika tidak ditangani, luka dapat terinfeksi dan memperparah kondisi kesehatan.
Yang paling krusial, pada kasus yang berat, terapi kanker bisa terpaksa dihentikan sementara, yang tentu mengganggu efektivitas pengobatan kanker itu sendiri.
Penanganan oral mucositis bersifat simptomatik dan suportif, karena belum ada obat yang benar-benar menyembuhkan kondisi ini. Beberapa langkah yang bisa dilakukan meliputi:
Oral mucositis adalah efek samping serius dari terapi kanker yang memerlukan perhatian khusus. Pencegahan dan deteksi dini sangat penting untuk meminimalkan dampaknya. Pendekatan multidisiplin, termasuk dokter gigi, onkolog, dan ahli gizi, dapat membantu pasien melewati fase ini dengan lebih baik, tanpa harus mengorbankan jalannya terapi utama.
“Baca Juga: Outsourcing Hilang, Pekerjaan Meningkat? Ini Kata Akademisi USU”