Mitos atau Fakta? Begini Dampak Gerhana Bulan Total bagi Kesehatan
Lee Gay Lord – Gerhana bulan total yang terjadi pada 7-8 September 2025 merupakan fenomena astronomi murni dan tidak berbahaya bagi tubuh manusia. Peristiwa ini terjadi saat Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, sehingga bayangannya menutupi permukaan Bulan.
Ahli menegaskan bahwa gerhana bulan aman disaksikan dengan mata telanjang, berbeda dengan gerhana matahari yang bisa membahayakan retina.
Secara ilmiah, gerhana bulan tidak menimbulkan dampak negatif pada kesehatan fisik. Cahaya merah yang tampak hanyalah sinar Matahari yang dibiaskan oleh atmosfer Bumi. Karena itu, masyarakat tidak perlu khawatir akan adanya radiasi berbahaya.
“Baca Juga: Anemia pada Anak Bukan Masalah Sepele, Pencegahan Jadi Kunci”
Fenomena ini aman untuk disaksikan tanpa alat bantu khusus. Justru, banyak orang memanfaatkan momen langka ini sebagai kesempatan mengagumi keindahan alam semesta.
Gerhana bulan total adalah peristiwa astronomi yang sepenuhnya aman dinikmati. Tidak ada efek fisik langsung, sehingga masyarakat dapat menyaksikannya sebagai pertunjukan langit yang spektakuler.
Satu-satunya syarat hanyalah cuaca cerah. Dengan kondisi langit bebas awan, pemandangan gerhana bulan bisa dinikmati dari mana saja, baik di halaman rumah, lapangan, maupun lokasi dengan pandangan luas ke langit.
Dalam berbagai budaya, terdapat larangan makan atau memasak saat gerhana bulan. Kepercayaan ini berakar dari anggapan bahwa makanan kehilangan kemurniannya.
Namun, dari sisi sains, makanan tidak berubah sama sekali. Kandungan gizi tetap sama, dan kualitas makanan tidak dipengaruhi gerhana. Artinya, masyarakat tetap bisa makan dengan aman saat gerhana berlangsung.
Meski tidak mengganggu kesehatan fisik, gerhana bulan bisa memengaruhi psikologis sebagian orang. Kesadaran akan fenomena langka ini dapat menimbulkan rasa gelisah, sulit tidur, atau perubahan suasana hati.
Efek tersebut biasanya muncul akibat sugesti budaya dan ekspektasi emosional, bukan karena pengaruh langsung dari cahaya Bulan. Aktivitas sederhana seperti meditasi, membaca, atau menulis jurnal dapat membantu menenangkan pikiran saat gerhana berlangsung.
Di sejumlah tradisi, ibu hamil sering mendapat larangan saat gerhana, seperti tidak keluar rumah atau menghindari benda tajam. Tujuannya dianggap untuk melindungi kehamilan.
Namun, tidak ada bukti medis bahwa gerhana bulan berbahaya bagi ibu hamil maupun janin. Kehamilan tetap aman, terlepas dari fenomena langit ini. Yang terpenting adalah memastikan ibu hamil merasa tenang, baik dengan mengikuti tradisi keluarga maupun berpegang pada fakta ilmiah.
Fenomena gerhana bulan total ini adalah kesempatan berharga untuk menyaksikan keindahan alam tanpa ancaman kesehatan. Dengan pemahaman ilmiah, masyarakat dapat menikmati momen langka ini sepenuhnya sebagai pengalaman astronomi yang aman, menenangkan, dan menginspirasi.
This website uses cookies.