Lee Gay Lord – Lichen planus rongga mulut adalah kondisi peradangan kronis yang memengaruhi jaringan lunak di dalam mulut. Kondisi ini dapat terjadi pada gusi, pipi bagian dalam, dan lidah. Penyakit ini ditandai dengan bercak putih atau garis-garis halus yang bisa terasa gatal atau bahkan nyeri. Lichen planus dapat memengaruhi seseorang secara fisik dan emosional karena rasa tidak nyaman dan penampilan estetikanya. Kondisi ini bisa muncul secara tiba-tiba dan bertahan lama, serta sering kambuh.
Gejala utama lichen planus rongga mulut meliputi bercak putih atau garis-garis berwarna keperakan di bagian dalam pipi atau lidah. Terkadang, bercak ini bisa menyebar hingga gusi dan menyebabkan peradangan atau bahkan luka terbuka. Pada beberapa orang, kondisi ini bisa disertai dengan rasa sakit atau sensasi terbakar, terutama saat mengonsumsi makanan pedas atau asam. Meskipun jarang menyebabkan komplikasi serius, namun kondisi ini bisa sangat mengganggu kualitas hidup penderitanya.
“Baca Juga: Risiko Persalinan bagi Ibu Hamil”
Penyebab pasti dari lichen planus rongga mulut belum sepenuhnya dipahami, namun para peneliti percaya bahwa faktor autoimun dan genetik berperan dalam perkembangan kondisi ini. Selain itu, stres diketahui memiliki hubungan erat dengan timbulnya dan kambuhnya gejala.
Stres dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, yang berperan dalam mengatur respons tubuh terhadap infeksi dan peradangan. Pada orang dengan lichen planus, stres dapat memicu reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh, yang dapat menyebabkan peradangan lebih lanjut pada jaringan rongga mulut. Bahkan, stres emosional yang berkepanjangan dapat memperburuk kondisi ini dan memperpanjang masa penyembuhannya.
Mengelola stres adalah langkah penting dalam mengurangi frekuensi kambuhnya lichen planus di mulut. Beberapa teknik yang bisa membantu mengurangi stres meliputi meditasi, olahraga teratur, tidur yang cukup, dan menghindari situasi yang memicu kecemasan. Selain itu, penting untuk menjaga pola makan sehat dan menghindari makanan atau minuman yang dapat memperburuk gejala, seperti makanan pedas, asam, atau panas.
“Simak Juga: Candi Borobudur, Kekayaan Spiritual dan Warisan Budaya”