Kasus Raya Membuka Mata: Begini Tanda Infeksi Cacing!
Lee Gay Lord – Kasus meninggalnya balita bernama Raya (4) di Sukabumi, Jawa Barat, akibat infeksi cacing gelang (Ascaris lumbricoides) menggemparkan publik. Peristiwa tragis ini menjadi peringatan serius bahwa kecacingan masih menjadi masalah kesehatan nyata di Indonesia.
Dokter IGD RSUD Syamsudin, dr. Irfan, menjelaskan bahwa balita tersebut datang ke rumah sakit dengan kondisi dehidrasi berat. Saat diperiksa, bahkan ditemukan cacing yang keluar dari hidungnya.
Infeksi cacing gelang atau askariasis adalah salah satu infeksi parasit paling umum di dunia. Cacing ini menggunakan tubuh manusia sebagai inang untuk berkembang dari telur menjadi cacing dewasa. Ukurannya bisa sangat panjang, bahkan lebih dari 30 cm.
“Simak Juga: Bolehkah Menggunakan Odol untuk Luka Bakar? Simak Faktanya”
Infeksi paling sering terjadi pada anak-anak di wilayah tropis dan subtropis. Risiko meningkat di daerah dengan sanitasi buruk, kebersihan rendah, serta pengolahan limbah yang tidak memadai. Penyebab utamanya adalah konsumsi makanan atau air minum yang terkontaminasi telur cacing gelang.
Gejala askariasis berbeda-beda, tergantung jumlah cacing, organ yang terinfeksi, dan kondisi sistem kekebalan tubuh seseorang. Pada sebagian besar kasus ringan, gejala tidak muncul sama sekali. Namun, jika jumlah cacing tinggi, gangguan serius dapat terjadi.
Telur askariasis yang sangat kecil tidak terlihat dengan mata telanjang. Setelah tertelan, telur menetas di usus halus dan menghasilkan larva. Larva ini kemudian masuk ke paru-paru melalui aliran darah atau sistem limfatik.
Pada tahap ini, seseorang mungkin mengalami:
Setelah 10 hingga 14 hari berada di paru-paru, larva bergerak menuju tenggorokan.
Setelah kembali ke usus, larva berkembang menjadi cacing dewasa yang hidup di usus halus. Pada kasus ringan atau sedang, gejala yang muncul bisa berupa:
Jika jumlah cacing di usus sangat banyak, gejalanya bisa semakin parah, antara lain:
Kasus Raya menunjukkan bahwa kecacingan tidak bisa dipandang sepele. Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan tangan, memasak makanan hingga matang, dan memastikan sumber air minum selalu bersih. Langkah sederhana ini sangat penting untuk melindungi anak-anak dari ancaman infeksi berbahaya.
“Baca Juga: USU Genap 73 Tahun, Pemprov Sumut Puji Konsistensi Kontribusi”
This website uses cookies.