Kaitan Obat Bifosfonat dengan Osteonekrosis (Kematian) Rahang
Lee Gay Lord – Bifosfonat adalah obat yang digunakan untuk mengatasi osteoporosis, penyakit Paget, dan metastasis akibat kanker tulang. Obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas osteoklas, yaitu sel yang memecah jaringan tulang, sehingga memperlambat proses resorpsi tulang dan menjaga kekuatan tulang. Beberapa contoh bifosfonat meliputi alendronat, ibandronat, dan zoledronat.
Osteonekrosis rahang (Osteonecrosis of the Jaw/ONJ) adalah kondisi serius di mana jaringan tulang rahang mengalami kematian akibat kurangnya suplai darah. Kondisi ini ditandai dengan nyeri, pembengkakan, kelainan tulang, serta luka di mulut yang tidak kunjung sembuh. ONJ sering kali terjadi setelah prosedur invasif di mulut seperti pencabutan gigi, terutama pada pasien yang menjalani terapi bifosfonat.
“Baca Juga: Gigi Peg-Shaped, Gigi Berbentuk Taring Seperti Vampir”
Hubungan antara bifosfonat dan ONJ telah banyak diteliti. Obat ini dapat mengganggu proses perbaikan tulang dan menurunkan aliran darah ke jaringan tulang rahang. Karena bifosfonat terakumulasi di tulang dalam jangka waktu lama, risiko ONJ meningkat terutama pada pasien yang menggunakan bifosfonat intravena dosis tinggi, seperti pada pengobatan kanker. Selain itu, rahang merupakan tulang yang sangat aktif secara metabolik dan sering terkena trauma dari aktivitas sehari-hari seperti mengunyah, sehingga lebih rentan terhadap efek samping ini.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko ONJ akibat penggunaan bifosfonat antara lain:
Untuk mencegah ONJ, pasien yang akan memulai terapi bifosfonat sebaiknya menjalani pemeriksaan gigi menyeluruh terlebih dahulu. Selama terapi, menjaga kebersihan mulut sangat penting. Jika perlu dilakukan tindakan gigi, dokter gigi dan dokter spesialis harus bekerja sama untuk menilai risiko dan menentukan pendekatan terbaik. Bila ONJ sudah terjadi, pengobatan meliputi penggunaan antibiotik, pembersihan luka, hingga pembedahan pada kasus berat.
Obat bifosfonat memang efektif dalam menangani penyakit tulang, tetapi penggunaannya tidak lepas dari risiko serius seperti osteonekrosis rahang. Oleh karena itu, edukasi kepada pasien dan koordinasi antar tenaga medis sangat penting untuk mencegah komplikasi ini. Terapi yang bijak dan pemantauan jangka panjang adalah kunci menjaga kesehatan tulang tanpa mengorbankan kesehatan mulut.
“Simak Juga: MU Cari Pengganti Onana, Bidik Kiper dari Tim Bawah Klasemen”