Hati-Hati! Nail Art Picu Infeksi Jamur dan Gangguan Pernapasan
Lee Gay Lord – Nail art menjadi tren yang banyak digemari, tetapi di balik tampilannya yang indah, prosedur ini menyimpan sejumlah risiko kesehatan. Terlalu sering melakukan nail art, terutama menggunakan cat kuku gel dan akrilik, dapat memicu infeksi jamur, bakteri, hingga gangguan pernapasan akibat paparan bahan kimia.
Menurut dr. Arieffah, Sp.KK, dokter spesialis kulit dan kelamin, kuku yang sering tertutup cat gel atau akrilik berisiko tinggi mengalami infeksi jamur. Salah satu yang paling sering terjadi adalah onikomikosis, infeksi jamur yang menyebabkan kuku menebal, berubah warna, dan menjadi rapuh.
“Simak Juga: Lindungi Anak Laki-laki dari Kanker dengan Vaksin HPV”
Selain itu, infeksi bakteri seperti Pseudomonas sp. juga kerap ditemukan, ditandai dengan kuku yang berubah warna menjadi kehijauan. Risiko ini meningkat jika alat manicure yang digunakan tidak steril atau prosedur manicure dilakukan terlalu agresif, misalnya dengan mendorong kutikula secara berlebihan. “Jika kutikula rusak, penghalang alami kuku menjadi lemah dan kuman mudah masuk,” ujar Arieffah, Rabu (25/6/2025).
Tidak hanya risiko infeksi, paparan bahan kimia dari cat kuku dan akrilik juga dapat membahayakan sistem pernapasan. Arieffah menjelaskan bahwa zat seperti polimer dan silika dalam produk nail art bisa menyebabkan iritasi saluran napas, batuk berkepanjangan, bahkan radang paru jika terhirup dalam jangka panjang.
Proses nail art di ruang tertutup tanpa ventilasi memadai semakin memperbesar risiko ini. Oleh karena itu, penting memastikan area perawatan kuku memiliki sirkulasi udara yang baik.
Beberapa gejala yang menandakan kerusakan kuku akibat nail art antara lain:
Kuku yang sehat seharusnya tampak merah muda, mengkilap alami, dan tidak rapuh.
Untuk mengurangi risiko, Arieffah menyarankan agar:
Ia juga merekomendasikan memberi waktu istirahat bagi kuku. “Setelah dua atau tiga kali aplikasi nail art, beri jeda 1-2 minggu. Jika nail art dilakukan terus-menerus selama 3-4 minggu, istirahatkan kuku minimal 3-7 hari,” jelasnya.
Tren ini memang bisa mempercantik penampilan, namun harus dilakukan dengan bijak dan higienis agar kesehatan kuku dan tubuh tetap terjaga.
“Baca Juga: Insiden Baru di Gunung Rinjani, Pendaki Malaysia Jatuh”