Hari Alzheimer Sedunia (21 September), Saatnya Lebih Peduli dan Bertanya
Lee Gay Lord – Hari Alzheimer Sedunia diperingati pada Minggu (21/9) sebagai momen penting untuk meningkatkan kewaspadaan mengenai penyakit Alzheimer. Tahun ini, peringatan mengusung tema “Ask about Dementia. Ask about Alzheimer”. Tema ini menekankan pentingnya kesadaran, pengetahuan, dan keberanian untuk bertanya demi meluruskan informasi yang salah serta mengurangi kebingungan dan rasa takut.
Kampanye tahun ini mendorong masyarakat agar lebih terbuka dalam mencari informasi serta berkonsultasi dengan tenaga medis profesional ketika gejala awal muncul. Deteksi dini diyakini dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit, memberikan pilihan terapi yang lebih baik, dan meningkatkan kualitas hidup penderita maupun keluarganya. Selain itu, kampanye juga berupaya mengurangi stigma yang sering melekat pada penyandang Alzheimer, sehingga mereka merasa lebih diterima dalam lingkungan sosial.
“Baca Juga: Nyeri Haid Parah Bisa Jadi Tanda Masalah Kesuburan, Kapan Sebaiknya ke Dokter?”
Alzheimer merupakan bentuk paling umum dari demensia, yang memengaruhi daya ingat, fungsi kognitif, hingga kemampuan seseorang dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Menurut data internasional, sekitar 57 juta orang hidup dengan demensia di seluruh dunia, dan 60 persennya berada di negara berkembang. Angka ini diperkirakan terus meningkat seiring bertambahnya populasi lansia.
Penyakit ini terjadi akibat penumpukan protein yang membentuk plak amiloid di otak. Lama-kelamaan, plak tersebut membuat sel-sel otak menyusut dan mati, sehingga fungsi otak terganggu. Gejala awal biasanya berupa pikun atau gangguan daya ingat ringan. Namun, seiring waktu, penderita bisa mengalami kesulitan berbicara, kebingungan terhadap waktu dan tempat, perubahan perilaku, bahkan kehilangan kemampuan untuk merawat diri sendiri.
Selain penanganan medis, dukungan keluarga dan lingkungan sosial sangat penting bagi penderita Alzheimer. Aktivitas sederhana seperti menemani berolahraga ringan, melatih ingatan dengan permainan otak, atau menjaga komunikasi hangat dapat membantu memperlambat penurunan fungsi kognitif. Kesabaran dan empati keluarga berperan besar dalam menjaga kualitas hidup penderita.
Hari Alzheimer Sedunia mengingatkan kita bahwa penyakit ini bukan sekadar urusan medis, melainkan juga persoalan sosial yang membutuhkan perhatian bersama. Dengan berani bertanya, mencari informasi yang benar, dan menghapus stigma, kita bisa membantu penderita Alzheimer hidup lebih bermakna serta mendukung keluarga mereka yang merawat dengan penuh kasih.
Informasi ini bersumber dari CNNHealth. Hari Alzheimer Sedunia diperingati pada Minggu (21/9) sebagai momen penting untuk meningkatkan kewaspadaan mengenai penyakit Alzheimer. Simak pembahasan lengkapnya di LeeGayLord.
|Penulis: Lukman Azhari
|Editor: Anna Hidayat
This website uses cookies.