Lee Gay Lord – Hantavirus adalah virus yang menyebabkan penyakit serius, seperti sindrom pulmonari hantavirus (HPS) dan penyakit ginjal hemoragik (HFRS). Virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1993 di Amerika Serikat dan sejak itu menjadi perhatian besar di kalangan ahli kesehatan, terutama karena tingginya tingkat kematian akibat infeksi hantavirus.
Hantavirus ditularkan terutama melalui kontak dengan hewan pengerat, terutama tikus. Tikus ini membawa virus dalam urin, tinja, dan air liurnya, dan manusia bisa terinfeksi melalui inhalasi partikel yang terkontaminasi udara atau kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi. Penularan dari manusia ke manusia sangat jarang terjadi, sehingga fokus utama adalah pencegahan kontak dengan hewan pengerat.
“Baca Juga: Geopark Danau Toba Minim Koordinasi,Status UNESCO Terancam”
Gejala infeksi hantavirus dapat bervariasi tergantung pada jenis penyakit yang ditimbulkan. Untuk sindrom pulmonari hantavirus (HPS), gejalanya dapat muncul dengan cepat setelah paparan, yaitu demam, nyeri otot, dan kelelahan yang diikuti oleh kesulitan bernapas. Pada tahap lanjut, kondisi pasien dapat berkembang menjadi gagal jantung dan paru-paru, yang berpotensi fatal. Sementara itu, untuk penyakit ginjal hemoragik (HFRS), gejalanya meliputi demam tinggi, pendarahan, dan gangguan fungsi ginjal.
Mendiagnosis hantavirus bisa menjadi tantangan karena gejalanya mirip dengan penyakit lain seperti flu atau pneumonia. Tes darah dan serologi yang mendeteksi antibodi atau materi genetik dari virus ini diperlukan untuk memastikan diagnosis. Pengobatan untuk hantavirus umumnya bersifat mendukung dan simtomatik, karena hingga saat ini belum ada obat antivirus yang spesifik. Namun, perawatan medis yang cepat dan tepat dapat meningkatkan peluang pemulihan, terutama untuk pasien dengan gejala HPS yang lebih ringan.
Pencegahan hantavirus lebih menekankan pada pengendalian populasi tikus dan menghindari kontak langsung dengan hewan-hewan pengerat. Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan adalah menjaga kebersihan lingkungan, menutup celah-celah di rumah, dan menggunakan masker saat membersihkan area yang terkontaminasi oleh urin atau tinja tikus. Jika berada di luar rumah, penting untuk selalu waspada terhadap tempat-tempat yang rawan menjadi tempat tinggal tikus, seperti gudang atau tumpukan kayu.
“Simak Juga: Penggunaan Filler Payudara dan Bahaya yang Mengintai”