
Foto: ilustrasi bayu sedang berexpresi
Lee Gay Lord – Setiap orang tua pasti khawatir ketika bayi mereka mengalami batuk, demam, dan sesak napas. Namun, tahukah kamu bahwa gejala ini bisa menjadi tanda infeksi RSV (Respiratory Syncytial Virus)?
Virus ini sering menyerang bayi dan balita, terutama pada usia di bawah dua tahun. Meskipun terlihat seperti flu biasa di awal, infeksi RSV dapat berkembang menjadi kondisi serius yang memengaruhi sistem pernapasan, seperti bronkiolitis atau pneumonia.
Karena itu, penting bagi orang tua mengenali tanda-tanda awal dan mengetahui kapan harus segera mencari pertolongan medis.
Respiratory Syncytial Virus (RSV) adalah virus umum yang menyerang saluran pernapasan bagian bawah. Pada orang dewasa atau anak yang lebih besar, RSV biasanya hanya menyebabkan pilek ringan. Namun, pada bayi dan balita, virus ini dapat memicu infeksi berat karena sistem imun mereka masih berkembang.
RSV biasanya menyebar melalui:
Percikan air liur dari batuk atau bersin.
Sentuhan tangan yang terkontaminasi virus.
Permukaan benda seperti mainan atau meja yang terkena cairan dari hidung atau mulut penderita.
Penularannya sangat cepat, terutama di tempat dengan banyak anak kecil seperti penitipan bayi atau rumah sakit.
Tanda-tanda infeksi RSV sering kali mirip dengan flu biasa, sehingga banyak orang tua tidak menyadarinya sejak awal. Berikut beberapa gejala yang perlu diwaspadai:
Batuk ringan bisa berkembang menjadi batuk kering yang tak kunjung berhenti. Pada tahap lanjut, bayi bisa kesulitan bernapas atau tampak tersedak saat batuk.
Demam ringan merupakan tanda tubuh melawan infeksi. Namun, jika suhu tubuh bayi naik di atas 38°C dan tidak turun setelah diberi obat penurun panas, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
Ciri khas RSV yang paling berbahaya adalah kesulitan bernapas. Perhatikan jika dada bayi tampak naik-turun cepat, lubang hidung melebar, atau terdengar bunyi “ngik-ngik” (mengi) saat bernapas.
Bayi dengan RSV sering sulit menyusu atau menelan. Akibatnya, tubuh mereka kekurangan cairan dan energi, membuat mereka tampak lemas atau mengantuk terus-menerus.
Beberapa bayi lebih rentan terhadap infeksi RSV dibandingkan yang lain. Risiko meningkat pada bayi dengan kondisi berikut:
Lahir prematur atau memiliki berat badan rendah.
Mengalami gangguan jantung atau paru bawaan.
Memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
Terpapar asap rokok dari lingkungan sekitar.
Sering berinteraksi di tempat ramai seperti daycare atau rumah sakit.
Menjaga kebersihan dan membatasi kontak dengan orang yang sedang sakit adalah langkah sederhana namun penting untuk mencegah penularan.
Tidak semua kasus RSV memerlukan rawat inap, tetapi pemantauan ketat tetap dibutuhkan. Berikut beberapa langkah penanganan yang bisa dilakukan:
Pastikan bayi tetap menyusu atau minum cukup cairan agar tidak dehidrasi. Cairan membantu mengencerkan lendir dan menjaga tubuh tetap kuat melawan virus.
Istirahat membantu mempercepat proses pemulihan. Hindari aktivitas berlebihan dan ciptakan lingkungan tenang agar bayi bisa tidur dengan nyaman.
Menambahkan kelembapan udara di kamar bayi bisa membantu melegakan pernapasan.
Jika bayi tampak kesulitan bernapas, tidak mau makan sama sekali, atau bibirnya kebiruan, segera bawa ke rumah sakit. Kondisi tersebut menandakan bahwa infeksi sudah masuk ke tahap serius.
Pencegahan tetap menjadi cara terbaik untuk melindungi bayi dari infeksi RSV. Berikut beberapa langkah yang direkomendasikan:
Cuci tangan sebelum menyentuh bayi.
Hindari mencium bayi di area wajah bila sedang pilek.
Bersihkan mainan, botol susu, dan permukaan benda secara rutin.
Hindarkan bayi dari paparan asap rokok.
Jika memungkinkan, hindari keramaian selama musim infeksi pernapasan (biasanya antara akhir musim hujan hingga awal musim kemarau).
Untuk informasi tambahan mengenai perawatan bayi dengan gejala pernapasan berat, kamu bisa membaca artikel internal kami Cara Menjaga Kesehatan Bayi di Musim Penyakit Pernapasan.
Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memiliki panduan lengkap mengenai infeksi saluran pernapasan pada anak yang dapat dijadikan sumber rujukan.
Baca Info Lainya : Sesak Napas pada Bayi
Kamu perlu segera membawa bayi ke dokter bila muncul tanda-tanda berikut:
Napas cepat dan terdengar mengi.
Tidak mau menyusu atau minum sama sekali.
Demam lebih dari tiga hari tanpa tanda perbaikan.
Tampak sangat lemas, tidak responsif, atau bibir kebiruan.
Jangan menunggu sampai gejala bertambah parah. Penanganan medis yang cepat dapat mencegah komplikasi serius seperti pneumonia atau gagal napas.
Infeksi RSV bisa tampak ringan di awal, tetapi dapat berakibat fatal bila tidak ditangani dengan tepat. Gejala seperti batuk, demam, dan sesak napas pada bayi sebaiknya tidak diabaikan.
Dengan mengenali tanda-tanda infeksi lebih awal, menjaga kebersihan lingkungan, serta segera berkonsultasi dengan dokter saat kondisi memburuk, kamu bisa melindungi buah hati dari risiko komplikasi yang berbahaya.
This website uses cookies.