Fenomena Phantosmia: Saat Hidung Mencium 'Bau Hantu' yang Sebenarnya Tak Ada
Lee Gay Lord – Pernahkah Anda mencium bau yang padahal tidak ada sumbernya? Fenomena ini dikenal dengan istilah phantosmia. Kondisi halusinasi penciuman ini sering dijuluki masyarakat sebagai fenomena bau hantu.
Phantosmia terjadi ketika seseorang mendeteksi aroma tertentu meskipun tidak ada benda atau sumber bau di sekitar. Menariknya, bau yang tercium tidak selalu busuk atau menyengat. Ada yang merasakan wangi parfum, asap rokok, bahkan aroma masakan, meski orang lain di sekitarnya tidak merasakannya.
Bau ini bisa bertahan lama ketika seseorang sedang berjalan, atau muncul sebentar lalu hilang begitu saja. Kondisi tersebut sering menimbulkan kebingungan bahkan rasa cemas bagi penderitanya.
Secara medis, phantosmia memiliki dua penyebab utama. Pertama, gangguan saraf di otak, misalnya akibat cedera kepala. Kedua, infeksi saluran pernapasan atas, seperti flu atau pilek, yang memengaruhi fungsi penciuman.
“Simak Juga: Teror Amoeba Pemakan Otak di India, 19 Nyawa Melayang”
Selain itu, phantosmia juga bisa terkait dengan kondisi medis lain, antara lain:
Meski terdengar menakutkan, phantosmia umumnya bukan penyakit serius. Pada banyak kasus, gejala hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu hingga bulan.
Walaupun tidak membahayakan jiwa, phantosmia bisa menurunkan kualitas hidup. Bayangkan, seseorang terus-menerus mencium bau busuk atau asap yang sebenarnya tidak ada. Hal ini dapat mengganggu konsentrasi, membuat nafsu makan menurun, bahkan memicu stres.
Beberapa pasien juga melaporkan sulit tidur karena aroma tidak nyata yang muncul berulang kali. Kondisi ini sering kali disalahpahami sebagai pengalaman mistis, padahal sebenarnya ada penjelasan medis di baliknya.
Langkah awal yang biasanya disarankan adalah membilas hidung dengan larutan saline (air garam) untuk membantu membersihkan saluran pernapasan. Cara sederhana ini dapat mengurangi sumbatan dan memperbaiki aliran udara.
Jika gejala tidak kunjung membaik, dokter mungkin akan meresepkan obat tertentu untuk meringankan keluhan. Dalam kasus yang lebih kompleks, pemeriksaan lanjutan seperti MRI atau CT scan bisa dilakukan untuk menyingkirkan penyebab serius, misalnya tumor otak atau gangguan saraf.
Selain pengobatan medis, menjaga gaya hidup sehat juga penting. Cukup tidur, mengurangi stres, dan menghindari paparan asap rokok dapat membantu meringankan gejala.
Phantosmia umumnya hilang sendiri. Namun, jika gejala terus berulang, berlangsung lama, atau disertai tanda-tanda lain seperti sakit kepala hebat, gangguan penglihatan, atau kejang, sebaiknya segera periksa ke dokter. Penanganan dini bisa mencegah kondisi berkembang menjadi lebih serius.
Fenomena bau hantu atau phantosmia memang unik, tapi tidak boleh disepelekan. Walaupun sering kali bersifat sementara, kondisi ini bisa sangat mengganggu aktivitas dan kualitas hidup. Dengan memahami penyebab, dampak, serta cara mengatasinya, penderita dapat lebih tenang dan tahu kapan harus mencari bantuan medis.
“Baca Juga: Usai Bongkar Kasus Korupsi USU, Selwa Kumar Minta Perlindungan LPSK”
Informasi ini bersumber dari CNBCIndonesia. Pernahkah Anda mencium bau yang padahal tidak ada sumbernya? Fenomena ini dikenal dengan istilah phantosmia. Simak ulasan lengkapnya di LeeGayLord.
|Penulis: Lukman Azhari
|Editor: Anna Hidayat
This website uses cookies.