Fenomena Mouth Taping Viral di Medsos, Amankah?
Lee Gay Lord – Belakangan ini, tren mouth taping atau menutup mulut dengan lakban saat tidur ramai dibicarakan di media sosial. Banyak yang meyakini metode ini efektif untuk mengurangi dengkuran, membiasakan napas melalui hidung, serta meningkatkan kualitas tidur. Bahkan, ada klaim bahwa kebiasaan ini dapat memperbaiki struktur rahang dan dagu.
Namun, dari sudut pandang medis, benarkah mouth taping aman dilakukan?
Mouth taping diyakini membantu mengalihkan pernapasan dari mulut ke hidung. Bernapas melalui hidung memang memiliki keunggulan: udara menjadi lebih hangat, tersaring, dan lembap. Selain itu, bernapas lewat mulut dapat menyebabkan mulut kering, bau mulut, dan meningkatkan risiko gigi berlubang. Namun, manfaat-manfaat tersebut belum sepenuhnya terbukti secara ilmiah.
“Baca Juga: Penelitian, Obesitas Tingkatkan Risiko Gangguan Kecemasan”
Mendengkur terjadi akibat getaran jaringan lunak di saluran napas atas saat tidur, dan bisa menjadi gejala dari kondisi serius bernama Obstructive Sleep Apnea (OSA). OSA ditandai dengan henti napas berkali-kali selama tidur, biasanya disertai kantuk ekstrem di siang hari, insomnia, hingga suara mendengkur keras.
Beberapa penyebab OSA meliputi:
Hingga kini, bukti ilmiah yang mendukung manfaat mouth taping masih sangat terbatas. Hanya ada dua penelitian kecil yang menunjukkan perbaikan ringan pada penderita OSA ringan, namun hasilnya tidak signifikan. Penelitian lainnya tidak menemukan manfaat berarti, termasuk dalam pengobatan asma atau perbaikan struktur wajah seperti yang diklaim di media sosial.
Tren ini bukan tanpa risiko. Efek samping mouth taping yang dilaporkan antara lain:
Karena itu, belum ada asosiasi medis yang merekomendasikan mouth taping sebagai terapi resmi.
Tren ini dapat menyesatkan karena menyepelekan gangguan tidur yang sebenarnya kompleks. Praktik ini juga berisiko menunda diagnosis dan penanganan medis yang lebih tepat seperti penggunaan CPAP, nasal strip, atau perawatan lain yang terbukti secara klinis.
Sebelum mencoba mouth taping, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter, terutama jika Anda memiliki gangguan tidur, mendengkur kronis, atau gejala OSA. Jangan mudah mengikuti tren hanya karena viral, apalagi jika menyangkut kesehatan.
“Simak Juga: Raja Ampat, Surga Laut di Indonesia, Pusat Biodiversitas Dunia”