Donor Ginjal Selesai? Ketahui Hal Ini untuk Jaga Kesehatan Anda
Lee Gay Lord – Setelah menjalani operasi transplantasi ginjal, seorang donor tetap dapat menjalani hidup yang sehat dan produktif. Bahkan, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa pendonor ginjal cenderung memiliki kesadaran kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan masyarakat umum.
Dalam diskusi tentang transplantasi ginjal di Jakarta pada Selasa (1/7/2025), Prof. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, Sp.U(K), FICRS, Ph.D., dokter spesialis urologi konsultan uro-onkologi, menyampaikan bahwa donor ginjal pada dasarnya adalah orang sehat yang telah melewati proses skrining ketat.
“Orang yang mendonorkan ginjal justru sering hidup lebih sehat dibandingkan orang yang tidak mendonorkan ginjal,” ujar Agus, dikutip dari Antara. Ia menambahkan bahwa kemajuan teknologi, seperti operasi laparoskopi, kini memungkinkan pengambilan ginjal dengan cara minimal invasif, sehingga pemulihan menjadi lebih cepat. Berikut adalah hal-hal penting yang perlu diperhatikan setelah menjadi donor ginjal.
“Baca juga: Turunkan Tensi dengan 5 Buah Kaya Kalium Ini, Yuk Coba!”
Operasi donor ginjal saat ini umumnya dilakukan dengan metode laparoskopi atau robotik, yang hanya memerlukan sayatan kecil. Pendonor biasanya dirawat di rumah sakit selama 1–2 hari dan dalam pemantauan medis selama sekitar satu minggu.
Pada masa awal pemulihan, pendonor mungkin akan mengalami beberapa keluhan seperti:
Menurut National Kidney Foundation (2023), sebagian besar pendonor pulih sepenuhnya dalam waktu 4–6 minggu.
Setelah menjadi donor ginjal, penting untuk menjaga pola makan yang sehat dan seimbang. Karen Miller, RN., dari National Kidney Registry, menekankan pentingnya memperhatikan tiga hal berikut:
Pendonor tetap membutuhkan protein, tetapi harus dalam jumlah wajar. Konsumsi protein berlebih bisa membebani ginjal yang tersisa. Rekomendasi asupan harian adalah sekitar 0,8 gram per kilogram berat badan. Pilih sumber protein sehat seperti telur, ayam, ikan, kacang-kacangan, tahu, dan tempe. Hindari makanan olahan seperti sosis, bakso, dan ham karena tinggi garam dan pengawet.
Pendonor ginjal perlu minum cukup air untuk menjaga fungsi ginjal. Disarankan untuk menghindari minuman berkafein, beralkohol, dan berkarbonasi yang dapat menyebabkan dehidrasi.
Asupan garam sebaiknya dibatasi maksimal 5 gram per hari sesuai anjuran Kementerian Kesehatan RI. Gunakan rempah-rempah alami, cuka, atau perasan lemon sebagai pengganti garam. Hindari makanan olahan tinggi sodium seperti makanan kaleng, sup instan, dan keripik.
Setelah masa pemulihan, pendonor dapat kembali beraktivitas seperti biasa, termasuk olahraga ringan. Namun, beberapa hal perlu diperhatikan:
Jika ingin tetap aktif, pendonor dapat menggunakan pelindung tubuh dan berkonsultasi dengan tim medis sebelum memulai olahraga.
Beberapa pendonor mungkin mengalami perubahan emosi sementara, seperti merasa cemas atau tidak bersemangat. Untuk mengatasinya, disarankan untuk:
Pendonor ginjal umumnya tidak memerlukan obat khusus jangka panjang, tetapi penting untuk rutin memeriksakan tekanan darah, fungsi ginjal, dan kesehatan urine setahun sekali.
Meski sangat jarang, ada risiko jangka panjang seperti hipertensi atau gagal ginjal. Namun, National Kidney Foundation mencatat bahwa kurang dari 1 persen pendonor mengalami gagal ginjal di kemudian hari. Jika hal ini terjadi, pendonor biasanya akan mendapatkan prioritas dalam daftar transplantasi.
Dengan menerapkan pola hidup sehat dan pemeriksaan rutin, pendonor ginjal dapat terus hidup sehat, aktif, dan berkualitas dalam jangka panjang.
“Simak Juga: Panahan dan Sepatu Roda Meriahkan SBPU Talenta USU 2025”