Cobblestone Appearance di Mulut: Tanda Penyakit Sistemik
Lee Gay Lord – “Cobblestone appearance” adalah istilah medis untuk menggambarkan permukaan mukosa yang tidak rata dan berbintil, menyerupai jalan berbatu. Dalam konteks rongga mulut, tampilan ini biasanya ditemukan pada mukosa bukal (pipi bagian dalam) atau bibir, dan sering kali merupakan manifestasi dari kondisi sistemik, terutama penyakit inflamasi kronis.
Cobblestone appearance di rongga mulut paling sering diasosiasikan dengan penyakit Crohn, yaitu penyakit radang usus kronis yang dapat memengaruhi seluruh saluran pencernaan, mulai dari mulut hingga anus. Pada pasien dengan Crohn, granuloma inflamasi dapat terbentuk di jaringan mulut, menghasilkan tampilan berbintil-bintil yang khas.
“Baca Juga: Gummy Smile, Ketika Gusi Terlihat Saat Tersenyum”
Sarkoidosis adalah penyakit granulomatosa sistemik yang dapat menimbulkan lesi oral serupa, meskipun lebih jarang. Mukosa dapat tampak menebal dan berbintil, menyerupai pola cobblestone.
Penyakit langka ini juga dapat menyebabkan pembengkakan bibir dan perubahan mukosa seperti cobblestone, disertai gejala neurologis seperti kelumpuhan wajah dan fissured tongue (lidah beralur).
Karena cobblestone appearance di rongga mulut bisa menjadi manifestasi awal dari penyakit sistemik, pemeriksaan menyeluruh oleh dokter gigi atau dokter umum sangat penting. Banyak pasien yang pertama kali mencari bantuan karena kelainan di mulut, sebelum menyadari adanya masalah sistemik yang lebih besar.
Penanganan cobblestone appearance tergantung pada penyebab utamanya. Untuk penyakit Crohn, terapi melibatkan kontrol peradangan sistemik melalui obat-obatan seperti kortikosteroid, imunomodulator, atau biologik. Lesi di rongga mulut biasanya akan membaik seiring dengan terkendalinya penyakit sistemiknya.
Cobblestone appearance bukan hanya masalah estetika atau kenyamanan mulut. Ia merupakan sinyal penting adanya penyakit sistemik yang memerlukan perhatian medis lebih lanjut. Pemeriksaan mulut secara rutin dapat menjadi langkah awal mendeteksi kondisi serius lebih awal.
“Simak Juga: Jalan Kaki 30 Menit Sehari, Tekanan Darah Bisa Lebih Stabil”