Lee Gay Lord – Balita berinisial R (4) telah meninggal di Sukabumi, Jawa Barat, akibat infeksi cacing gelang (Ascaris lumbricoides). Peristiwa tragis ini menggemparkan publik sekaligus menjadi peringatan serius bahwa kecacingan masih merupakan masalah kesehatan nyata di Indonesia.
Kronologi dan Penjelasan Medis
Dokter IGD RSUD Syamsudin, dr Irfan, menjelaskan balita tersebut datang ke rumah sakit dalam kondisi dehidrasi berat. Saat pemeriksaan, bahkan ditemukan cacing yang keluar dari hidungnya.
“Infeksi terjadi ketika telur cacing tertelan melalui makanan, minuman, atau tangan yang kotor. Telur lalu menetas di usus, berkembang menjadi larva, dan bisa menyebar lewat aliran darah ke organ vital, bahkan otak. Inilah yang membuat pasien bisa tidak sadar,” jelas dr Irfan.
“Baca Juga: Rahasia Gigi Tahan Karies dengan Topikal Fluoride”
Mengapa Cacingan Bisa Fatal?
Cacingan sering menyerang anak-anak, terutama di lingkungan dengan sanitasi buruk. Penularannya melalui tanah atau makanan yang terkontaminasi telur cacing. Gejala awal biasanya sakit perut, muntah, batuk, atau demam.
Namun, jika jumlah cacing terlalu banyak, komplikasi serius bisa muncul:
- Sumbatan usus (ileus).
- Radang usus buntu akibat cacing masuk ke apendiks.
- Peradangan hati atau pankreas bila cacing menyumbat saluran empedu.
Kondisi gizi buruk membuat anak lebih rentan. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), cacingan dapat mengganggu penyerapan nutrisi penting seperti protein, zat besi, dan vitamin A, bahkan menimbulkan anemia dan menurunkan nafsu makan.
7 Hal Penting tentang Kecacingan
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama, menyoroti tujuh hal yang perlu dicatat dari kasus ini:
- Investigasi resmi diperlukan untuk memastikan penyebab kematian.
- Lingkungan sekitar harus diteliti guna mencegah kasus serupa.
- Jenis cacing beragam, termasuk gelang, cambuk, tambang, hingga strongyloides.
- Penularan utama terjadi lewat sanitasi buruk dan tinja yang mencemari tanah maupun air.
- Anak dengan gizi buruk lebih rentan terkena infeksi parah.
- Obat cacing tersedia, aman, dan efektif; WHO menganjurkan konsumsi berkala.
- Target global 2030 adalah pengendalian kecacingan. Indonesia perlu menetapkan target nasional menuju Indonesia Emas 2045.
Prof Tjandra yang juga Direktur Pascasarjana Universitas YARSI menegaskan bahwa kecacingan merupakan penyakit lama yang seharusnya mudah dikendalikan dengan obat murah dan sanitasi memadai.
“Tidak elok bila Indonesia masih berhadapan dengan masalah kecacingan saat menuju 2045,” ujarnya.
Pentingnya Kesadaran dan Pencegahan
Kasus balita meninggal akibat infeksi cacing menjadi pengingat bagi keluarga untuk menjaga kebersihan makanan, lingkungan, dan membiasakan cuci tangan. Pemerintah pun diharapkan lebih aktif dalam edukasi masyarakat serta program pemberian obat cacing massal.
Kecacingan memang terlihat sederhana, tetapi dampaknya bisa fatal bila diabaikan. Pencegahan dini tetap menjadi kunci untuk melindungi generasi muda Indonesia.
“Simak Juga: Apa Saja Isi Goodie Bag Upacara HUT ke-80 RI di Istana?”
